Pages

Senin, 16 April 2012

down.


 Ini ga bisa disebut baik-baik aja karena pada kenyataanya emang ga baik-baik aja. Setiap kali teringat kata-katanya malam itu selalu bisa membuat perutku melilit sakit dan dadaku berdebar kencang membuat nafasku tak teratur dan pada akhirnya sesak. Aku tidak bisa berpura-pura kalau aku mampu menghadapi ini sendirian. Tekanan yang timbul akibat pernyataannya jauh lebih dahsyat dari yang kuperkirakan. Aku tidak bisa mengalihkan pikiranku dari hal lain selain ini. Siapapun tolong aku. Beritahu aku mengenai caranya menjadi ikhlas. Caranya menerima kenyataan bahwa dalam sebuah hubungan entah itu straight ataupun lines tetaplah ada rasa sakit, tetaplah ada masalah-masalah yang harus di hadapi. Kecil ataupun besar..
Untukmu, aku mohon jangan sakiti aku lagi..

Yang harus dihadapi.

Seperti berjalan di atas jalan yang berbukit. Kadang naik kadang turun, berkelok tajam dan terjal. Begitu juga perjalanan hubunganku dengan partner. Kadang hubungan kami ada di atas. Begitu dekat dan bahagia. Seolah kamilah pasangan yang paling sempurna. Kadang hubungan kami pun ada di bawah. Begitu banyak masalah yang menyebabkan hubungan kami renggang dan saling menjauh satu sama lain. Mulai dari masalah kecil sampai masalah yang menurutku merupakan ujian terrberat dalam sebuah hubungan, yaitu masalah mengenai "orang ketiga". 
Beberapa hari kemarin tepat tengah malam saat aku dan partner sedang berbincang via telephone (maklum LDR) tiba-tiba partner mengatakan sesuatu mengenai satu hal yang paling kubenci di dunia ini, yaitu mengenai kesetiaan. Entah berawal dari mana tiba-tiba dia berkata kalau dia pernah mencoba berpaling kepada wanita lain. Meskipun itu telah lama berlalu dan dia memutuskan untuk kembali padaku dan melupakan wanita itu tapi tetap saja rasanya seperti tersambar petir di malam bolong. Sakiiiitttttttt yang luar biasa menjalar dengan cepat ke setiap inci dari hatiku. Hubungan yang kupikir selama ini baik-baik saja dan kujaga dengan sebaik mungkin ternyata dia nodai dengan permainannya dengan wanita lain. Seperti anak kecil yang kehilangan bonekanya, tawaku pecah menjadi isak tangis yang aku sendiri tidak bisa mengendalikannya. Aku tidak peduli dengan suara partner yang berusaha menenangkanku yang terus menangis dengan kencang tanpa memikirkan apakah diluar kamar ada yang mendengarnya atau tidak (maklum anak kost). Yang aku tahu malam itu hatiku sakit luar biasa. Aku merasa menjadi orang terburuk di dunia ini. Orang yang tidak pantas dicintai dengan setulus hati. Aku menyusut dan kecil. Meskipun ada sedikit rasa berontak kenapa partner tidak bisa menghargai hubungan dan komitmen yang sudah kami bangun bersama. Kenapa dia mengingkari kata-katanya sendiri mengenai kesetiaan dalam sebuah hubungan. Aku marah, aku benci, aku ingin sekali pergi menjauh dan menghilang dari kehidupannya. Tapi semua itu menguap ketika aku melihat bayanganku sendiri yang terpantul dalam cermin di sudut kamar. Siapa aku ? Siapa kamu tiara ? Kamu bukan siapa-siapa. Mungkin memang benar kamu bukanlah sesuatu yang pantas untuk diperjuangkan. 
Tapi kemudian aku juga teringat dengan kata-kataku yang sering kuucapkan pada diriku sendiri. Seperti ini tepatnya "Kamu telah berani menjalin hubungan lagi dengan seseorang, itu berarti kamu harus siap dengan segala resikonya. Mulai dari pertengkaran, penghianatan, perselingkuhan dan lain sebagainya.". Klise, tapi memang itulah kenyataan yang harus dihadapi bukan ? 
Aku pun sadar partner hanyalah manusia biasa. Seperti halnya aku sendiri dia pun pasti punya banyak kekurangan dan bisa melakukan sebuah kesalahan. Lagipula dia hanya sekedar jujur tentang kesalahan yang pernah dia buat dibelakangku. Yang terpenting adalah dia telah kembali padaku dan menyadari kesalahannya dan berusaha memperbaikinnya. Aku tidak berhak egois bukan ? Pada kenyataannya memang ada hal-hal yang menyakitkan harus bisa diterima dengan lapang dada. Harus mempertimbangkan antara positif dan negatif, sebab dan akibat. Biar bagaimanapun aku harus menghargai semua sikap positifnya meskipun ada sedikit noda negatif yang ia lakukan. Begitu bukan aturan mainnya ?