Pages

Jumat, 10 Agustus 2012

Kembali..

Kalau setiap ada masalah dijabarkan satu-persatu mungkin akan membutuhkan waktu yang sangat lama, kata-kata yang sangat banyak dan mungkin beberapa tetas air mata. Itu melelahkan, sungguh, sangat melelahkan. Itu mengapa aku lebih memilih untuk diam atau tertawa. Diam, dengan jelas bisa menyembunyikan segala rasa yang ada. Rasa sakit dan perih dari segala macam masalah yang mungkin tidak akan bisa dimengerti oleh siapapun. Dan tertawa, meski tidak begitu jelas tapi sama saja bisa menyembunyikan segala rasa yang ada ditambah bisa sedikit mengobati rasa sakitnya. Meski terdengar munafik tapi memang seperti itu.. Dengan tertawa sedikitnya beberapa masalah bisa sedikit terlupakan. 
Bahkan beberapa orang menganggapku terlalu dingin, cuek. Tapi aku tidak terlalu memperdulikan pendapat mereka. Aku nyaman dengan diriku sendiri yang seperti ini. Tapi tetap saja ada beberapa orang yang masih menganggapku terlalu dingin dan tertutup. Bahkan ada beberapa di antara mereka yang mendesakku untuk berubah. Untuk sedikit terbuka dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengenalku lebih dekat. Mereka bilang itu akan membantuku, itu akan mengurangi beban-bebanku, membuat jantungku lebih sehat, itu kata mereka. Tawaran yang cukup menarik. Karena yang aku butuhkan memang ketenangan. Mungkin dengan sedikit lebih terbuka, ketenangan itu bisa kudapatkan. Jadi aku putuskan untuk sedikit lebih terbuka. Aku belajar berbicara, aku belajar memulai sebuah pembicaraan, aku belajar mengibur orang lain, aku belajar menjadi orang yang hangat, aku belajar berpendapat, aku belajar mengungkapkan semua yang aku rasakan. Saat aku merasa senang maka aku akan membicarakan hal-hal apa saja yang membuatku senang. Atau saat aku merasa sedih aku pun akan membicarakan apa-apa saja yang membuatku sedih, meskipun itu harus melibatkan air mataku, tapi aku tetap mencoba, dan aku bisa. Aku berhenti menjadi pendengar yang baik, sekarang aku beralih menjadi pembicara yang cukup baik, menurutku. 
Tapi ada satu sisi di mana aku merasa bahwa aku ada di tempat yang salah. Aku merasa ini bukan aku. Aku merasa kosong karena semua yang ada di hati, aku ungkapkan dengan jelas dan gamblang. Suka aku bilang suka, benci aku bilang benci. Ini membuat hidupku terasa hampa.. Terlebih lagi ada beberapa orang yang menyadarkanku akan keburukanku. Memperjelas sesuatu yang sudah jelas. Aku tidak berbakat menjadi pembicara yang baik, atau penghibur yang baik. Beberapa dari orang yang dekat denganku menganggapku membosankan.. mungkin. Tapi sepertinya memang seperti itulah aku. Sepertinya mereka tidak bisa menikmati apa-apa saja yang aku bicarakan. Mereka tidak memberikan respon yang cukup baik. Itu membuat hatiku sedikit sakit, sedikit. Mengingat betapa kerasnya aku belajar, berubah. Ini terasa seperti sia-sia bukan?
Memang benar, menjadi diri sendiri itu jauh lebih baik. Suka atau tidak suka orang lain padamu, tetap itu jauh lebih baik. Setidaknya kita bisa lebih menikmati hidup.. Mungkin memang sebaiknya aku kembali. Kembali ke tempat di mana seharusnya aku berada.

Senin, 06 Agustus 2012

Kehilangan..


Dalam dingin yang bersahut-sahutan.
Aku diam dalam kenangan kita.
Yang sudah ratusan malam kita punya.
Aku luruh dalam kesetiaan.
Yang tak perlu kau ragukan.

Sudah aku lerai hatiku.
Dari cemburu dan kecewa.
Sudah aku miliki seutuhnya.
Seluruh warna yang ada.

Sudah aku rawat dan kusemaikan.
Aku ramu dalam tangis yang pilu.
Sudah aku dekap erat-erat.
Perih tak tertahan.

Kau tumbuh dihatiku.
Seperti cemara ,seribu dahan.
Dengar lirih hatiku.
Yang berterbangan menujumu.
Dan kau jabarkan dengan perlahan.
Kau tinggalkanku ditengah kehilangan.
Aku terpaku,tanpa arah tujuan.