Pages

Selasa, 10 Januari 2017

Me In The Wonderland

Aku hidup di dunia yang berbeda dengan orang lain. Semua terlihat berbeda dari sudut pandangku. Jika orang lain bisa berbahagia hanya dengan hidup berpasang-pasangan dan terikat dalam sebuah pernikahan, berbeda denganku yang akan sangat bahagia hanya dengan selalu bersama dengan orang yang memiliki hati dan cintaku. Butuh waktu bertahun-tahun untukku bisa mengerti duniaku yang berbeda. Berkali-kali aku mencoba untuk tinggal dan hidup di dunia yang seperti orang lain tinggali. Berkali-kali aku mencoba untuk bertahan, bahkan memasung diriku seerat-eratnya di dunia itu. Tapi? Nihil. Sesak dan derita yang terasa hidup di dunia yang bukan duniaku, dunia yang tidak bisa menerimaku.

Kuputuskan untuk berlari, berlari sekencang-kencangnya. Berlari kembali ke dunia yang indah dan penuh dengan kelembutan. Dunia yang menerimaku. Tak akan ada yang mengerti dunia seperti apa ini dan tak akan ada yang tau dimana tepatnya dunia ini. Hanya aku yang ada disini. Tinggal dan hidup bersama dengan semua hal yang berbeda.

Meski disini seringkali sunyi. Tak jarang aku hanya bisa terdiam memaku menatap jarum jam pada dinding yang terus berdetik. Atau sekedar menatap langit biru dari celah jendela. Atau menghirup udara dibalik pintu. Tapi ini duniaku. Dunia kecilku yang sunyi. Aku bisa tertawa, bahagia, menangis, mencintai, membenci dengan caraku. Dengan apa adanya diriku. Aku tidak membutuhkan siapapun untuk mengerti tentang duniaku. Aku hanya akan berbahagia disini dengan diriku sendiri atau dengan apapun dan siapapun juga yang ada disini.

Selasa, 15 November 2016

Kamu?

Masih terasa sakit..
Ratusan hari terlewati..
Sejenak terlupakan..
Sejenak menusuk pedih kedalam hati ini..
Apa aku merindukanmu?
Apa aku masih merindukanmu?
Siapa pemilik hati ini?
Apa itu kamu?
Bolehkah?

Senin, 23 Mei 2016

Selasa, 28 April 2015

Tunggu Aku

ribuan hari
di tempat ini
di tempat yang orang sebut sebagai rumah
tenang, hangat, nyaman
tempat perlindungan
iya memang begitu seharusnya
tapi disini berbeda
bertahun-tahun
terbalut rapi dalam ceria
dalam ketololan
membiarkan detik-detiknya berlalu
tanpa mampu melangkah
mengungkapkan tentang amarah
tentang rasa benci
tentang rasa muak
ketidakadilan itu 
terlalu lama kuabaikan
kesendirian ini
terlalu lama kunikmati
lidah ini terlalu bodoh
tak mampu berkata
aku kecewa
aku benci
aku ingin pergi
aku tersiksa
aku sendiri
aku menangis
aku inginkan pelukan
aku ingin kedamaian
aku ingin keadilan
kenapa harus aku?
yang selalu berbeda?
di antara mereka
mengapa aku?
mengapa mata ini
telinga ini
yang menyaksikan segalanya
bahkan raga ini
yang terinjak
tergadaikan
aku benci
aku ingin berlari dan tak pernah kembali
tapi hati ini
hati kecil ini
 tak pernah mampu
sekuat kucoba untuk pergi
untuk berlari
hati ini
menuntunku kembali
ke tempat ini
di antara mereka 
kembali aku sendiri
menjadi saksi akan segalanya yang terjadi
kayu semakin lapuk
cahaya semakin redup
mereka semakin tua
aku semakin dewasa
dalam mataku segalanya mulai berubah
aku tak ingin dipeluk
aku tak ingin lagi dimanja
tapi aku ingin memeluk dan memanjakan mereka
jika saja mereka tahu
rasa sakitku selama ini telah terkalahkan
oleh rasa rindu
yang begitu besar
sangat besar
rindu akan masa kecilku
yang damai
dan bahagia bersama
hanya bertiga
hanya kita bertiga
tapi masih ada yang kubenci
aku benci melihatmu menua
aku benci melihatmu semakin sulit mendengar perkataanku
aku benci melihatmu mengeluhkan rasa sakit didadamu
di jantungmu
aku benci melihat kulitmu yang kendur dan keriput
aku benci melihat kalian berdua
bisakah kalian muda saja?
bertengkarlah sesuka hati kalian
berteriaklah padaku sesuka hati kalian
tampar aku seperti dulu kau pernah menamparku
abaikan aku seperti selama ini kau selalu mengabaikanku
tapi aku mohon
jangan terlalu cepat menua
tunggu aku bisa
untuk membalas segalanya
jangan terlalu cepat menua
tunggu aku sampai aku mampu mengungkapkan
bahwa aku 
sangat mencintai kalian
sangat besar
lebih besar dari rasa sakitku
lebih besar dari yang kalian tahu

***
ibu bapak